
Presiden China Xi Jinping memberikan ucapan selamat atas terpilihnya Ebrahim Raisi menjadi Presiden Iran. Xi Jinping mengatakan kedua negara adalah mitra strategis komprehensif. Raisi memenangkan pemilihan pada Jumat pekan lalu.
China memiliki hubungan di bidang energi dan bisnis yang erat dengan Iran tetapi harus menapak dengan hati hati karena telah menumbuhkan hubungan baik dengan saingan regional Iran, Arab Saudi. “Tahun ini memasuki peringatan 50 tahun berdirinya hubungan diplomatik antara China dan Iran,” kata Xi Jinping, dilaporkan kantor berita resmi Xinhua, seperti dilansir Reuters, Senin (21/6/2021). "Saya sangat mementingkan perkembangan hubungan China Iran," kata Xi Jinping seperti dikutip Xinhua.
Xi Jinping menambahkan ia bersedia bekerja sama dengan Raisi untuk memperkuat komunikasi strategis, mengkonsolidasikan kepercayaan politik bersama, dan memperluas serta memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan. China adalah salah satu dari enam kekuatan dunia yang terlibat dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, yang dibatalkan setelah Amerika Serikat menarik diri darinya pada 2018 dan mengubah sanksi sanksi keras terhadap Teheran. Ebrahim Raisi dinyatakan sebagai presiden terpilih Iran setelah penghitungan suara pada Sabtu (19/6/2021).
Menteri Dalam Negeri Iran Aboldreza Rahmani Fazli menuturkan, Raisi meraup 61,95 persen suara. Melansir News.com, pihak Barat menjuluki hakim sekaligus ulama Syiah garis keras tersebut sebagai "Sang Jagal" atau "Jagal 1988". Alasannya, Raisi diduga memerintahkan penyiksaan terhadap wanita hamil, membuat tahanan dilempar dari tebing, dan mencambuk orang dengan kabel listrik.
Selain itu, dia juga diduga terlibat dalam eksekusi massal dan penyiksaan terhadap tahanan politik pada dekade 1980 an. Raisi sempat ditunjuk sebagai Ketua Mahkamah Agung Iran pada 2019 oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenai. Dia merupakan sekutu dekat Khamenei sebagaimana dilansir News.com.(Reuters/Xinhua/News.com/AP)